Skip to main content

God in Fairness

“yang tidak adil itu siapa? Hidup? Tapi kenapa terlihat seperti Tuhan yg tidak adil?”
Keheningan dan kehampaan menemani kami.. hening, hampa, kosong...

“kamu mau menyalahkan Tuhan?”

“kenapa tercipta kaya dan miskin? Kenapa si miskin terkadang harus menyerahkan mimpinya hanya karena kondisinya yang tidak memungkinkan untuk memprovide modal modal yang diperlukan dalam pengejaran mimpi? Pernahkah terlintas di fikiran mereka, doa yang dipenuhi emosi, pernahkah mereka meminta Tuhan andai saja mereka terlahir dari rahim seorang kaya?”


“kenapa terlihat apatisme sedang menyelimuti semangatmu? Aku fikir kau pun tau kalau kau lebih pintar dan lebih logis dari aku, tapi kenapa sekarang kamu begini?”

“sekarang aku tanya, kenapa harus banyak perbedaan cara berfikir manusia kalau kita semua dikatakan keturunan dari Adam? Kenapa Tuhan tidak menciptakan saja cara berfikir yang sama kalau yang ia inginkan adalah kita untuk menjaga dan merawat bumi ini? Tapi sekarang apa? Perbedaan ini, semua perbedaan yang ada, merusak ciptaan Tuhan juga! Bahkan merusak diri kita sendiri.
Saat kapitalisme diterapkan di negara yang memang orang-orangnya sudah maju, itu akan bagus, tetapi saat itu dipaksakan di negara kita? Kenapa kita tidak sosialis saja? Orang-orang yang terlalu kaya itu, ambil uang mereka sebagian dan bahagiakan yang miskin. Banyak beasiswa memang, tapi apa mereka berfikir kalau bahkan si miskin itu masih tidak bisa bersekolah hanya dengan beasiswa, bahkan biaya mereka untuk menjalani kehidupan beasiswa itu pun tidak ada, contohnya. kenapa tidak kita ambil saja uang orang-orang yang kayanya berlebihan itu dan kita berikan untuk mereka yang butuh uang makan, uang beli seragam, dan uang untuuuuk, untuk hidup! bahkan banyak dari mereka, si kaya itu, yang menikmati bak berisi emas hanya karena mereka terlahir di keluarga yang memiliki segalanya”

“kalau Tuhan hanya ingin menciptakan manusia sebagai boneka saja dan dengan mudahnya ia menciptakan segalanya dengan “sama” dan damai pun tercipta dengan sendirinya, bukankah itu lebih baik Tuhan bahkan tidak menciptakan apapun? Atau bahkan tidak perlu menaruh jiwa kehidupan di tubuh manusia.”

“lalu Tuhan ingin melihat banyak orang menangis darah untuk mencapai cita-cita sedangkan sebagian lagi bersulang dengan gelas-gelas bir akan betapa mudahnya mereka menggenggam dunia hanya karena faktor darah?”

“tugas Tuhan hanya menyediakan. Ia tidak akan memberikan sesuatu, kecuali kita berusaha merebut dan memintanya. Mungkin kamu lupa, tapi aku fikir kau pun akan lebih pintar dalam menjelaskan bagaimana walaupun didalam kegelamoran emas-emas kekayaan itu, tersembunyi musibah yang sama besarnya juga, bila mereka tidak bisa mengontrol setan di diri mereka”

“ya, mungkin, kita para miskin lebih bisa menganalisis kehidupan dari segi moral dan arti dibanding mereka. Tapi, aku berfikir ini tidak adil saja disaat banyak yang harus meneteskan darah dan keringat hanya untuk mencapai impian membeli mobil, sedangkan yang lain, menjadi CEO perusahaan dengan mudahnya bahkan walaupun mereka tidak lulus kuliah atau lulus kuliah dengan IPK dibawah 2, karena apa? karena faktor keturunan dan relasi!.”

“ya, bukankah kau sendiri yang pernah bilang, hidup memang tidak adil bukan? Tapi keadilan hanya ada di Tuhan. Janganlah kau berfikir Tuhan tidak adil dalam menciptakan berbagai warna kehidupan ini. Bukankah yang berwarna akan lebih indah dibanding kertas putih bersih? Bahkan warna hitam tergelap pun bisa menjadi warna pengindah disaat kita tidak berhenti di tinta hitam itu saja, tapi mencoba mengisi bagian kertas lainnya dengan warna-warni yang lain sehingga menjadi perpaduan seni yang indah. Itu yang Tuhan mau. Terkadang setan itu sebenarnya malaikat, dan yang kita anggap penolong bisa jadi adalah penjebak”

*******

Comments

Popular posts from this blog

Contoh Essay dalam B.inggris

seperti di postingan gue sebelumnya, gue pernah share tentang tips2 nulis beasiswa biar tembus buat univ2 dalam negri... and there you gooo... berikut ini adalah 2 essay gue yg tembus di universitas paramadina... *jadi beasiswa universitas paramadia itu ada 2 tahap, tahap pertama seleksi essay dari 1000 peserta seluruh indonesia, akan dipilih 150 essay/peserta untuk ikut tahap kedua yaitu tahap interview...dan berikut adalah kedua essay gue yg bikin gue lolos tahap interview beasiswa paramadia *pengumumannya sih belom, doain ja yaa* oia essay yang gue tulis dua duanya pake bahasa inggris *walaupun gak diwajibin dari pihak univ* tapi pake bahasa asing itu jadi nilai plus

My Confession 1.0

“seorang Okta, kapan gak marah? Kapan seorang Okta tidak terlihat atau terdengar marah? Gak pernah!” “When is the last time Okta does not seem angry? Okta, not look or sound angry? When? Never” The joke, the statement, keeps surrounding my mind up until now. It’s been forever I have the predicate of an angry person.

My University Life Story; Junior Year

Junior Year A year of excitement, a year of new hope, a year when I thought everything will go as beautiful as those movie scenes.  The first year came as happy as it should be. A high school graduated girl was finally entering an institution where she wanted to be, with the major she wanted to pursue. No more forcing, no more coming to school only for obligations. No more. It now all was about her and her passion.