Skip to main content

Kursi Hampa

Sesekali ia pergi ke tempat itu tanpa alasan yang jelas.. ia hanya ingin ke tempat itu, tempat dulu pangerannya sesekali duduk disitu, rela menghabiskan waktu beberapa menit saja hanya untuk berbicara dengannya tak peduli betapa jauhnya jarak yang terbentang.

Ia hanya bisa memandangi tempat itu. Hati gadis itu lirih, lirih sekali. Semuanya telah berbedal. Di balik keceriaan gadis itu, tersembunyi hati yang dingin. Ya tuhan, betapa ia merindukan pangerannya.


Jika saja ia dapat memilih, ia lebih memilih untuk memiliki hati yang dingin saat belum tersentuh oleh kehangatan dari kehadiran pangerannya. Dingin kali ini lebih menusuk, menyayat hatinya sangat dalam, sangat besar luka yang tertinggal sehingga membuatnya merasakan sakit yang teramat dalam.



Jika saja ia dapat memilih, ia ingin tidak pernah berjumpa dengan pangerannya sehingga ia tidak akan merasakan sayatan dingin ini setelah pangerannya hilang. Tapi apa? Ia juga tidak rela. Jika ia harus tidak pernah merasakan bahagia dengan pangerannya dulu.

Tapi untuk apa ia mempertahankan kebahagiaan itu bila itu hanya sekejap dan terganti oleh kehilangan yang teramat dalam? Ya tuhan, gadis itu sudah gila, gila karena cintanya yang hilang.

Ya tuhan, gadis itu sudah gila. Dia gila dimabuk cinta, yang sesungguhnya ia tidak mengerti apa itu artinya. Gadis itu hanya berfikir kalau pengertian cinta adalah pangerannya. Ia tidak tahu apa jadinya ia saat harus kehilangan pangerannya.

Sambil sesekali mengusap air mata, ia hanya bisa memandangi kursi hampa itu tanpa pangerannya yang menduduki kursi itu sambil ia berkata “oh, cupid, tolong sekali lagi tancapkan panah cintamu kepadanya. Panahmu sudah terlalu banyak yang mengenaiku. Bisakah kau mengenainya 1 kali lagi? Hanya untuk membawanya kembali. Kembali ke pelukanku, kembali dengan semua cintanya dulu. Cupid, tolonglah aku”

Comments

Popular posts from this blog

My University Life Story; Sophomore Year

Have I told you how severe my condition when I started my freshman year?? Have I told you that with that small amount of money, it was only enough for me to pay for the transportation (the long and tiring one) and a small pack of an ice tea?? YES it was only enough for that, daily. Every single day, I had to bring my own lunch box and a tumblr full of water from home... That added my heavy bag full with books already. No wonder I was always so small no matter how much I ate. lol :) Before you continue reading this article of my sophomore year in university, I strongly suggest you to read my freshman year story first, here: "Oktafia's Freshman Story" . So, let's now continue the story :)

My University Life Story; Junior Year

I remember that night as I just finished my class and I was on my way back home. It was a usual tiring day as I was walking down the bus’ shelter, crossing the super long bridge to take another bus route, it was so tiring both physically and mentally. I opened up my phone and looked up for the result of my latest test for the student exchange program to Beijing, only to find out I failed. All over again. I could not hold back my tears as I cried on my way to the bus, in that public space. In a flash, all the memories of failures came across my head. I remember back in high school, I held no money more than transportation fee as usual. But I braced myself with a friend to go miles away to the southern part of Jakarta, back and forth so many times after school and went back home late, for the student exchange program tests. These 2 kids of 14 years old running under the rain in the middle of the night, miles away from home, to get to the bus, only to try many times for the student e

Contoh Essay dalam B.inggris

seperti di postingan gue sebelumnya, gue pernah share tentang tips2 nulis beasiswa biar tembus buat univ2 dalam negri... and there you gooo... berikut ini adalah 2 essay gue yg tembus di universitas paramadina... *jadi beasiswa universitas paramadia itu ada 2 tahap, tahap pertama seleksi essay dari 1000 peserta seluruh indonesia, akan dipilih 150 essay/peserta untuk ikut tahap kedua yaitu tahap interview...dan berikut adalah kedua essay gue yg bikin gue lolos tahap interview beasiswa paramadia *pengumumannya sih belom, doain ja yaa* oia essay yang gue tulis dua duanya pake bahasa inggris *walaupun gak diwajibin dari pihak univ* tapi pake bahasa asing itu jadi nilai plus